Tamron, Jakarta – Anda mungkin pernah melihat tirai cahaya yang indah menembus awan atau cahaya berkilau yang menyebar memancar dalam sebuah foto. Fenomena ini masing-masing dikenal sebagai ‘rays of light’ (sinar cahaya) dan ‘starburst’, dan merupakan elemen yang memberi kesan dramatis pada sebuah foto. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengapa fenomena ini terjadi dan memberikan tips untuk menangkapnya secara sengaja dalam fotografi.
Apa itu sinar cahaya?

Image Credit: TAMRON 20-40mm F2.8 (Model A062) Focal length: 32mm Exposure: F11 Shutter Speed: 1/320sec ISO: 100
Sinar cahaya terutama terlihat dalam kondisi sinar matahari yang kuat atau backlight. Mereka tampak seperti pita cahaya lembut dan berkabut, terkadang menyerupai asap atau kabut tipis. Fenomena ini menciptakan kesan seperti tirai cahaya yang mengalir turun dari langit. Keindahannya sangat menonjol di lingkungan alami, seperti sinar matahari pagi yang menembus hutan atau matahari sore di lanskap pegunungan. Sinar ini, yang juga dikenal sebagai crepuscular rays, menghadirkan suasana misterius dan hampir magis dalam fotografi lanskap.
Bagaimana sinar cahaya ini muncul
Sinar cahaya terjadi ketika sinar matahari dihamburkan oleh awan, kelembapan, atau partikel di udara. Mereka paling sering terlihat pada pagi atau sore hari, ketika cahay miring menembus kabut atau uap air, membentuk pilar-pilar cahaya yang jelas. Efek ini dapat menambah drama dan kedalaman pada foto Anda.
Apa itu ‘starburst’?

Image Credit: TAMRON 90mm F2.8 MACRO (Model F072) Focal length: 90mm Exposure: F16 Shutter Speed: 1/1000sec ISO: 800
Peralatan yang sesuai untuk memotret sinar cahaya dan ‘starburst’
Berikut adalah poin-poin yang perlu diperhatikan saat memilih peralatan untuk menangkap sinar cahaya dan efek ‘starburst’ yang indah.
Body Kamera
Kamera dengan dynamic range yang luas dapat merekam gradasi nada baik pada area terang maupun gelap secara efektif. Karena sinar sering menciptakan adegan dengan kontras tinggi, kamera yang mampu meminimalkan highlight yang pecah dan shadow yang terlalu pekat adalah pilihan ideal. Untuk adegan malam, body dengan performa iso tinggi yang baik dapat mengurangi noise, sehingga memungkinkan kamu menangkap ‘starburst’ yang jernih dan tajam. Stabilisasi gambar juga bermanfaat, karena memungkinkan pemotretan handheld saat senja atau pagi hari tanpa mudah kehilangan momen.
Lensa
Pilihan lensa tergantung pada subjek. Saat memotret sinar cahaya yang menembus awan, kondisi bisa berubah cepat, jadi disarankan menggunakan lensa zoom. Cobalah memotret lanskap dengan lensa wide-angle atau zoom standar. Karena adegan ini sering backlight, gunakan lensa yang dapat menekan flare dan ghosting agar cahaya tampak lebih jelas.
Untuk ‘starburst’ efek dihasilkan dengan mengecilkan bukaan diafragma. Mereka sering digunakan sebagai aksen dalam fotografi malam. Bentuk dan jumlah bilah diafragma memengaruhi seberapa tajam atau lembut sinar yang muncul.Dengan lensa yang menggunakan diafragma melingkar, ‘starburst’ tetap terlihat ketika bukaan dipersempit.
Tripod dan filter
Saat memotret di lokasi yang tidak stabil atau pada malam hari, tripod sangat penting. Pemotretan sinar cahaya terkadang memerlukan shutter speed lambat, dan tripod membantu mencegah guncangan kamera. Filter ND (neutral density) memungkinkan Anda menyesuaikan exposure, sementara filter PL (polarizing) juga bisa efektif. Namun, berhati-hatilah dengan polarizer, karena efek yang terlalu kuat dapat melemahkan tampilan sinar cahaya.
Tips memotret sinar cahaya
Berikut beberapa tips praktis untuk menangkap foto sinar cahaya yang indah. Karena fenomena ini sangat dipengaruhi oleh waktu dan kondisi cuaca, perencanaan yang matang sangat penting. Periksa lokasi foto terbaik sebelumnya dan bidik pada waktu yang mendukung untuk memaksimalkan peluang Anda.
Perhatikan waktu dan kondisi cahaya

Image Credit: TAMRON 17-50mm F4 (Model A068) Focal length: 23mm Exposure: F11 Shutter Speed: 1/20sec ISO: 200
Memilih waktu dan kondisi cuaca yang tepat sangat penting saat memotret sinar cahaya. Pagi dan sore hari, ketika matahari rendah di langit, adalah waktu terbaik untuk menangkap pancaran cahaya yang dramatis. Hari berkabut atau berkabut tipis juga merupakan kesempatan yang baik, karena kelembapan di udara membuat sinar terlihat lebih tiga dimensi. Kabut sering terbentuk di pagi hari karena ada perbedaan suhu besar dari hari sebelumnya, jadi perhatikan prakiraan cuaca dan cek kelembapan serta variasi suhu.
Riset lokasi pemotretan
Agar tidak melewatkan momen, sangat penting untuk meneliti lokasi terlebih dahulu. Dengan memprediksi posisi matahari dan arah cahaya yang masuk, Anda dapat menentukan spot terbaik dan memotret secara efisien dalam waktu yang terbatas. Ada baiknya menyiapkan beberapa lokasi cadangan, memperkirakan di mana sinar kemungkinan akan muncul berdasarkan kontur medan atau susunan pohon. Menyusun beberapa rencana sebelumnya juga memungkinkan Anda beradaptasi secara fleksibel dengan perubahan cuaca pada hari pemotretan.
Pengaturan exposure
F-Number (nilai diafragma)
Mengatur aperture antara f/6 hingga f/11 memberikan keseimbangan baik antara kelembutan sinar cahaya dan ketajaman lanskap sekitarnya. Hati-hati agar tidak menutup aperture terlalu jauh, karena dapat melemahkan visibilitas sinar.
Shutter Speed
Menggunakan shutter speed lambat akan membuat gambar lebih terang dan membantu saat memotret dalam cahaya redup, seperti saat fajar atau senja. Dalam adegan hutan dengan aliran sungai, shutter speed lambat juga dapat mengubah aliran air menjadi tekstur lembut yang melengkapi sinar cahaya. Namun, paparan yang lebih lama meningkatkan risiko guncangan kamera, jadi gunakan tripod bila perlu.
Sensitivitas ISO
Dalam kebanyakan situasi, auto ISO bekerja dengan baik. Sebagai panduan, ISO 100–200 cocok untuk hari cerah, sementara ISO 400–800 lebih baik untuk hari berawan atau senja. Karena kualitas gambar sangat penting saat memotret sinar cahaya, gunakan ISO serendah mungkin untuk mengurangi noise.
Kompensasi Exposure
Elemen terang seperti pasir putih atau percikan ombak dapat menyebabkan overexposure. Dalam kasus ini, atur kompensasi exposure ke sisi negatif. Sebaliknya, jika adegan terlalu backlight atau bayangan tampak terlalu gelap, tingkatkan kompensasi. Menemukan keseimbangan antara highlight dan shadow sering memerlukan percobaan, jadi tinjau hasil foto dan sesuaikan seperlunya.
White Balance
Saat memotret cahaya dalam adegan backlight, meletakkan sumber cahaya atau sinarnya di tengah atau sepertiga atas bingkai menciptakan komposisi yang mencolok. Karena tampilan sinar berubah terus-menerus seiring waktu, memahami dasar-dasar komposisi—seperti rule of thirds dan komposisi diagonal—akan memungkinkan Anda beradaptasi secara fleksibel.
Komposisi yang memaksimalkan kesan ‘starburst’

Image Credit TAMRON 70-180mm F2.8 VC G2 (Model A065) Focal length: 133mm Exposure: F5.6 Shutter Speed: 1/250sec ISO: 100
Saat memotret matahari secara langsung, Anda mungkin dapat menangkap sinar cahaya dan starburst sekaligus, menghasilkan ekspresi cahaya yang lebih kompleks dan indah. Menambahkan siluet gunung atau pepohonan di latar depan dapat memperkuat kehadiran sinar dan membuatnya lebih menonjol.
Menyesuaikan keseluruhan dengan retouching
Hasil yang lebih natural dapat dicapai dengan menurunkan area yang terlalu terang dan mengurangi highlight yang pecah di sekitar sinar. Meningkatkan shadow secara moderat akan menampilkan lebih banyak detail pada area gelap. Penyesuaian saturasi yang halus untuk menyeimbangkan warna hangat matahari terbenam dengan kecerahan sinar akan menghasilkan gambar yang lebih mengesankan. Namun, hati-hati jangan sampai berlebihan, karena editing berlebih dapat membuat foto terlihat tidak alami.
Tips memotret ‘starburst’

Image Credit:TAMRON 11-20mm F2.8 (Model B060) Focal length: 11mm Exposure: F8 Shutter Speed: 1/800sec ISO: 100
Berikut beberapa tips untuk menciptakan starburst dan menghasilkan foto sesuai dengan yang Anda bayangkan. Dengan menggunakan sumber cahaya kuat seperti lampu jalan pada malam hari atau sinar matahari serta menyesuaikan aperture dan pengaturan exposure, Anda dapat menciptakan aksen dramatis.
Mengecilkan aperture
Untuk menciptakan starburst, coba perkecil aperture hingga sekitar f/8 hingga f/16. Ini membuat sinar di sekitar sumber cahaya titik terlihat lebih jelas. Namun, mengecilkan terlalu jauh, misalnya hingga f/22, dapat menyebabkan difraksi, yang mengurangi ketajaman keseluruhan—jadi hindari menutup aperture secara berlebihan.
Pengaturan exposure selain F-number
Selain aperture, pastikan untuk memeriksa pengaturan lain untuk mengontrol exposure, seperti shutter speed dan ISO.
Shutter Speed
Saat memotret starburst, atur shutter speed cukup cepat untuk menghindari guncangan kamera. Gunakan tripod bila perlu. Karena adegan malam sering memerlukan shutter speed 1/60 detik atau lebih lambat, memiliki tripod sangat dianjurkan.
Sensitivitas ISO
Untuk starburst di siang hari, gunakan ISO 100–400, sedangkan untuk adegan malam gunakan ISO 800–3200. Hati-hati jangan mengatur ISO terlalu tinggi, karena dapat meningkatkan noise pada gambar.
Kompensasi Exposure
Seperti pada sinar cahaya, foto starburst sering melibatkan backlight, yang dapat membuat subjek tampak terlalu gelap. Gunakan kompensasi eksposur positif untuk mencerahkan subjek. Sebaliknya, jika sumber cahaya terlalu kuat dan membuat gambar memutih, gunakan kompensasi negatif untuk mengembalikan keseimbangan.
White Balance
Mulailah dengan auto white balance, lalu sesuaikan untuk mendapatkan tone warna yang diinginkan. Jika ingin menonjolkan kehangatan, pilih setting Daylight untuk tampilan emas yang hangat. Untuk adegan malam yang lebih sejuk, gunakan setting Incandescent agar tone biru lebih kuat, menambah atmosfer pada lanskap malam kota.
Komposisi yang memaksimalkan kesan ‘starbust’

Image Credit:TAMRON 20-40mm F2.8 (Model A062) Focal length: 40mm Exposure: F13 Shutter Speed: 1/100sec ISO: 100
Saat memotret starburst dari satu sumber cahaya seperti matahari, posisikan sepertiga dari atas atau agak ke samping, dan biarkan sinarnya memanjang secara diagonal atau radial untuk menciptakan kesan tajam dan dramatis.
Jika ada banyak sumber cahaya seperti lampu jalan dalam bingkai, pertimbangkan perspektif. Dengan menyusun komposisi yang memperhatikan kedalaman, Anda dapat mengekspresikan keteraturan sekaligus dampak visual secara dinamis.
Metode pemotretan untuk berbagai adegan
Memotret sinar cahaya dan starburst memerlukan pendekatan berbeda tergantung situasinya. Mari lihat beberapa tips praktis untuk berbagai skenario, seperti saat menggunakan sinar matahari sebagai sumber utama, menangkap lanskap malam kota, atau memotret lanskap luas.
Menciptakan sinar dari cahaya matahari

Image Credit: TAMRON 11-20mm F2.8 (Model B060) Focal length: 12.1mm Exposure: F14 Shutter Speed: 1/8sec ISO: 125
Alih-alih menjadikan sinar sebagai subjek utama, coba gunakan sebagai aksen untuk menonjolkan subjek Anda. Misalnya, Anda dapat menciptakan efek dramatis dengan memotret melawan cahaya dan menjadikan subjek sebagai siluet, dikontraskan dengan sinar cahaya. Untuk fotografi yang lebih serius, filter PL (polarizing) bisa efektif untuk mengurangi pantulan dan menyesuaikan kontras dengan sinar. Namun, karena filter PL terkadang dapat melemahkan visibilitas sinar, penting untuk menggunakannya secara selektif sesuai kondisi.
Gunakan sinar untuk menonjolkan pemandangan malam

Image Credit: TAMRON 90mm F2.8 MACRO (Model F072) Focal length: 90mm Exposure: F16 Shutter Speed: 5sec ISO: 400
Dengan menggunakan lampu jalan atau lampu gedung sebagai sumber cahaya dan mengecilkan aperture hingga sekitar f/11 hingga f/16, Anda dapat menciptakan starburst yang mencolok. Dengan lampu jalan yang berderet rapi, komposisi diagonal menekankan perspektif dan menciptakan kesan kedalaman. Jika sumber cahaya tersebar di seluruh bingkai, menerapkan rule of thirds memudahkan untuk mencapai keseimbangan visual. Atur ISO antara 1600 dan 3200 untuk menangkap detail di langit malam sekaligus menjaga keselarasan dengan sinar cahaya.
Ciptakan lanskap misterius dengan sinar cahaya
Dalam kondisi kabut pagi atau kabut pegunungan, sinar cahaya tampak lebih jelas dan tiga dimensi, menghasilkan adegan yang magis dan atmosferik. Anda dapat menangkap sinar yang menakjubkan dengan memotret pagi-pagi di lingkungan lembap, seperti pada hari cerah setelah hujan atau di dekat air. Contoh klasik adalah cahaya yang menembus pepohonan di hutan. Cari spot di mana pepohonan tidak terlalu rapat sehingga sinar matahari bisa masuk. Komposisi vertikal bekerja dengan baik di sini, karena menonjolkan bentuk kolom sinar dan meningkatkan gradasi pemandangan.